Sejarah Gampong
Pada awalnya Gampong Balee belum punya nama tetapi sudah ada penduduk yang tinggal Penduduk yang tinggal di Gampong Balee berasal dari daerah yang sekarang (Kabupaten Nagan Raya) dan dan daerah Kecamatan Kaway XVI serta Meulaboh yaitu ibu kota (Kabupaten Aceh Barat), para pendatang tersebut merupakan orang pelarian dari masa penjajahan Belanda dan Penjajahan Jepang yang tidak tahan dengan Imperialime para penjajah tersebut didaerah asal mereka, menurut informasi dari salah satu sumber sejarah, didaerah ini dibangunan sebuah bangunan besar yang mana dalam bahasa Aceh disebut dengan Istilah (Balee) yang dijadikan sebagai tempat ibadah dan pengajian bagi para penduduk setempat karena pada saat itu belum adanya masjid. (Balee) ini juga menjadi tempat peristirahatan bagi orang-orang yang melakukan perjalanan jauh kedaerah lain.
Wilayah ini merupakan daerah rantau dan belum banyak dihuni oleh manusia. Dan daerah ini juga merupakan jalur yang dilintasi oleh penduduk dari Jeuram Kabupaten Nagan Raya yang melakukan perjalanan menuju Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. begitu juga sebaliknya Wilayah Gampong Balee juga merupakan jalur yang dilalui oleh para pejuang pada masa Teuku Umar yang melakukan perang gerilya dari hutan belantara untuk melawan Imperialisme penjajah Belanja pada masa itu, Gampong Balee adalah jalur yang dilintasi para pejuang ketika membawa lari Teuku Umar ketika beliau terkena peluru penjajah Belanda didaerah pesisir pantai Meulaboh, orang yang melakukan perjalanan sering singgah didaerah itu (Balee) beristirahat bahkan ada juga yang menginap didaerah itu bila tidak mungkin lagi untuk melanjutkan perjalanan kembali.
Orang yang melakukan perjalanan sering mengatakan \"Kita beristirahat saja di Balee\", \"Kita Menginap saja di Balee\", \"Kita Sholat saja di Balee\" Lambat laun mereka sering dan terbiasa mengucapkan kata tersebut. Sekitar tahun 1910 wilayah itu dijadikan sebuah Gampong, dari hasil musyawarah besar tokoh-tokoh masyarakat yang sudah menetap diwilayah tersebut sepakan nama wilayah itu disebut dengan Gampong \"Balee\" karena mengingat semua pengunjung sudah mengenal daerah itu dengan sebutan \"Balee\" yang abadikan dari nama sebuah bangunan yang berbentuk rumah panggung tanpa dinding, sejak tahun 1910 penduduk terus bertambah dan berdatangan ke Gampong Balee dan mulai bermasyarakat serta membangun rumah diwilayah itu.
Penduduk yang sudah menetap mulai berfikir untuk mendirikan tempat ibadah, dengan diprakasai oleh seorang Tengku Imum Tamin dan kawan-kawan penduduk mendirikan sebuah masjid sebaga tempat ibadah Dari hasil musyawarah diperoleh sebuah kesepakatan untk menjadikan bangunan \"balee\" menjadi sebuah masjid dengan melakukan berbagai perubahan pada bangunan tersebut serta memberi nama masjid tersebut \"Baitul Faizan pembangunan masjid dilakukan dengan cara swadaya dan gotong royong masyarakat setempat Sekarang masjid tersebut sudah mengalami banyak perubahan dan perbaikan dari kerusakan akibat gempat besar yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 dan lain sebagainya. Menurut Penulusuran Sejarah Pemerintahan Gampong Balee yang didapat oleh Tim Penyusunan RPJMG, Gampong Balee telah memiliki Pemerintahan semenjak Tahun 1910